Minggu, 07 Agustus 2011

BISIKKAN HATI


BISIKKAN HATI 

Malam yang kelam ,sang putri termenung menanti kekasih hati.
Kekasih hati yang tak tahu diri,tak mengindahkan pesona wajah yang menanti.
Andai dapat kucercahkan sebuah kata kecewa .
Sang putri kan sampaikan makna keberanian  dalam penantian yang kelam.
Melewati setiap detik yang mencekam kerinduan.
Mengisak tangis harapan yang menyapa jiwa .
Ketika diri menatap sayu sinar yang menghampiri .
Hati-hati kian meneriakkan kata bertahan dengan pondasi  imani.
 Malam yang kelam bertemankan kefahaman dalam penantian
Wahai kekasih hati..
TiadakKah kau lihat hari sudah petang dimana matahari berganti bintang.
Belum puaskah kau mengatur waktu?
Waktu yang membuat jiwa-jiwa terbisu kaku .
Bangkit dalam kepasrahan yang hakiki illahi Rabby…



by: RNT



Rabu, 20 Juli 2011

Pendisiplin


PENDISIPLIN
Aku belajar dari seorang pendisiplin
Melalui hari-hari dengan ketegasan sang pendisiplin
Sedikit melewatkan waktu dengan sia, pandangan penuh benci menyapa
Diri bergegas mencari solusi ,berharap dapat membenahi diri
Aku belajar dari seorang pendisiplin
Menata waktu, melewati perjalanan yang panjang dengan ketegangan
Hempasan angin pagi menusuk setiap sendi relung jiwa
Jiwa yang tak kenal lelah memompa setiap detik-detik yang terdiam
Aku belajar dari seorang pendisiplin
Belajar memahami makna hari,makna waktu dan makna setiap amanah
Mengindahkan arwah penuh cinta ataupun arwah berhias jubah
Dengan sandaran jiwa dan raga penuh harap.
Aku belajar dari seorang pendisiplin 
Tertawa , tersenyum dalam liku terjal yang menghadang
Menghiasi  anak adam yang mencari hakikat cinta yang sejati.
Dengan sandaran yang abadi, Allahu Rabby Yang Maha Tinggi


Minggu, 19 Juni 2011

Cerbung(cerita bersambung) Akhwat


Liku Aktivis
     
Hari demi  hari,bulan  berganti,  tahun demi tahunpun  berlalu .Tak terasa lamanya menjalani hidup dimuka bumi  begitu menyita perjalanan yang sangat panjang. Tersadar diri mulai beranjak dewasa  jadwal aktivitas yang begitu padat melenakan anak adam dalam  menunaikan Sunnah Rabbnya. Bening itulah sapaan akrab yang sering dilontarkan saudara-saudaranya,nama yang langka namun menuntun anak suku jawa. Ketika  seorang aktivis tersadar akan usianya yang sudah  cukup usia ,barulah ia mulai berfikir untuk membina rumah tangga dan berada dalam sebidang penantian.  Mutarobby berhamburan menyapa para murobby untuk menyampaikan niat dan  kesiapannya . SubhanAllah  semangat menunaikan Sunnah RasulNya patut kita acungin jempol,”ya” seorang aktivis yang tersentuh hatinya.
Gemuruh hati seorang bening mulai memuncak, bukan saja karena sang sahabat karib mulai hilang satu persatu  beralih pada pangkat umahat, tetapi karena pertanyaan demi pertanyaan yang berhamburan ketika bening berkumpul pada sepak terjangnya dalam dunia  dakwah” kapan walimah ukhti? “ Pertanyaan yang bisa dianggap pertanyaan yang menandakan saying,  bisa  juga penyindiran .”ya” tergantung pada individu yang meresponya. Namun pertanyaan ini acapkali membuat hati seorang bening gunda dan diam seribu basa. Kata yang terlontarpun tidak lebih hanya sebagai penghibur hati.Di balik  jiwanya yang terlihat tegar tersimpan rapuhnya hati yang terdalam. Kehilangan sahabat karib dalam pangkat akhwat membuat seorang bening lebih  bersandar pada Sang kekasih Allah. Rasa malu untuk berbagi selain pada Sang kekasih Allahpun semakin memuncak dan kini hanya tinggal kekasihku Allah,” ya” Dialah  tempat bersandar yang  begitu kokoh “ Allah “.
Satu demi satu dapat teratasi ,rasa gundahpun sedikit berlalu dalam hati sorang bening. Namun hilang yang satu, datang yang lainnya begitulah tiada putusnya.” Ya “ mungkin inilah seni kehidupan yang ada di dunia” kata  pemahaman inilah  yang selalu menjadi penolong hati seorang Bening saat mulai lelah mengatasi kemeluh hidup.Bukan saja itu, namun keyakinan akan cinta dari Sang kekasih Allah membuatnya bangkit dan semangat kembali “ Keep Spirit” kata  yang selalu ada dalam setiap langkah.
“Assalamualikum ukhti “( dipagi yang cerah  seorang sahabat menyapa). “wa’alaikumussalam sambut seorang Bening dengan  senyuman yang manis. Singkat kata dari salam pun berahir dengan berita yang menghebohkan seluruh penghuni kantor ,karena berita yang diterima adalah berita bahagia berwarna heran.. “ya “ lagi-lagi berita tentang  hijrahnya sang akhwat menjadi umahat. Kali ini berita yang diterima bukan saja menjadi berita bahagia ,namun berita ini menjadi suatu berita yang mengangkat sejarah kesiqohan seorang akhwat.  Seperti yang biasa kita dengar ,bahwasannya  ketika seseorang mulai lelah dan berhenti dalam suatu ikhtiar, ternyata pada saat itulah ikhtiarnya akan berhasil. Ternyata banyak orang yang berhenti diujung kesuksesan yang akan menyapa.
Belajar dari pengalaman dan lingkungan yang ada. Kata itulah yang terlontar  dari seorang Bening  dalam setiap desa nafasnya. Hati yang gundah ,kecemasan akan hadirnya seorang insan , dalam hati seorang Beningpun perlahan menipis. Tersadar akan kisah nyata para sahabat yang terseok dalam kebimbangan   melewati keluh. “Astaghfirullahal adzim” kata inipun menjadi hiasan bibir seorang Bening. Singkat kata dalam jiwa seorang Bening berucap “ mungkinkah  memang ana harus bersabar lebih lama lagi Ya Rabb?? Mungkinkah memang ana belum siap menjalani keputusanMu Ya Rabb??  Melihat sang pehijrah akhwat menjadi umahat yang tidak terduga. Ternyata jodoh mereka adalah orang yang selama ini didepan mata,belum tertarbiyah  dan lebih mencengangkan lagi ia adalah orang yang selama ini kita anggap tidak sehaluan dengan kita. “Ah ..” lelah rasa hati berfikir .Dan kini semua yang terjadi pada sang sahabat yang berhijrah menjadi umahat,akan  menjadi inspirasi dan pelajaran yang menuntun seorang Bening menata hati menjalani hari esok dalam sebidang penantian . Bersambung …………..!!!

Jumat, 17 Juni 2011

Dibalik juba ketegaran aku berdiri


Di balik juba ketegaran aku berdiri
Perjalanan  hidup yang penuh dengan liku  berbau suka dan duka
Meniti waktu menatap awan ,menggapai bintang  dan meraih sinar
Bunga melati nak elok dipandang mata
Tumbuh diatas tanah terseok dalam jamban genangan air hitam
Semerbak harum tak kenal lelah menampakkan pada dunia
Di balik juba ketegaran aku berdiri
Aktivitas yang menyita  waktu kian menyapa diri
Tiada kata yang indah terucap dan terdengar oleh telinga
“Hidup adalah perjuangan” inilah semboyan anak manusia yang berjuang meniti hari.
Mencerca ataukah dicerca sebagai pilhan ambisi.
Dibalik juba ketegaran aku berdiri
Menyapa angin dipagi hari,bersatu dalam keheningan embun pagi
Menjajaki perjalanan  penuh dengan debu dan duri  menatap langit menatap awan.
Melangkahkan kaki dengan satu tujuan,Ridho dan sesuap nasi.
Dibalik juba ketegaran aku berdiri
Andai kata hati boleh memilih,anak manusia akan berlari
Menyusuri dunia baru dengan pemahaman yang melindungi
Mengindahkan semua arwah yang menyapa ramah palsu
Meninggalkan istana mewah yang mengekang sang penghuni
Dibalik juba ketegaran aku berdiri
Dengan sandaran yang abadi ALLAHU RABBY YANG MAHA TINGGI.

 by. RNT

Minggu, 12 Juni 2011

Sebidang Penantian

Sampai kapan diri merasa sanggup mencari cinta yang tidak menentu
Sampai kapan hati harus bersabar dan bertahan
Sampai kapan paras wajah mampu melihatkan ketegarannya
Sampai kapan rasa ini mampu terbendung
Merindukan hadirnya seorang insan
Diri bersama pemahaman sebagai pondasi
Hati ikut andil dengan zikrulloh pembenah niati
Paras wajah aurah penata
Rasapun bersua mengiringi setiap keluh kesah jiwa
Merindukan hadirnya seorang insan
Menantikan sosok anak adam yang menyapa dengan ramah tamah
Dalamnya hati hanya Tuhan yang tahu
Bagaimana seorang mujahidah menjalani hidup
Berjuang menata hati untuk tetap istiqomah dijalanNya
Dengan batasan syariat penguji kekuatan iman dalam saling berkasih
Menantikan takdirMu akan pasangan hidup untukku….
Dalam sebidang penantian…

Bicara Hati


Hati ini tak akan pernah lelah untuk berfikir akan hiruk piruk kemeluh hidup ini
Akal  tak sanggup lagi berjuang untuk menghilangkan asa dan gundah yang menyapa
Pandangan mata  yang selalu menatap diri  bak pancaran sinar yang menyilaukan
Jiwa yang rentah tak sanggup lagi bersua untuk dapat berdiri  tegap
Seorang hamba yang berserah diri pada sang pencipta alam semesta dan isinya
Tongkat  yang terpancang kokoh bak ilalang yang rebah tertiup angin
Relung jiwa yang terpesona akan indahnya alam raya yang tercipta
Relung itupun mulai berfikir akan indahnya apa yang ada dan tampak oleh mata
Seorang hamba  yang  tak akan lelah mencari cahaya yang bersinar dan menerangi  alam raya
Meskipun   diri terseok dilembah nista asalkan cinta dari padaNya tak akan pernah sirna
Dalam jiwa seorang hamba yang  selalu mengharapkan kasih dan sayangNya
Dakulah  hamba yang merindukan cinta ,kasih dan sayang Mu duhai Allah yang Maha Tinggi Maha
Pengasih dan Maha penyayang  izinkanlah daku menjadi bagian dari orang-oran yang selalu
MencintaiMu yang selalu mengharapkan RidhohMu dalam mengarungi perjalanan hidup ini
Hingga saatnya daku kembali dalam CintaMU..










                                                                                                               

Jumat, 27 Mei 2011

Puisi Renungan Hidup


                      Harapan

            Serasa hati bagaikan salju…
                Begitupun air sulit di tangkap
                Bagaikan mimpi di siang hari
                Kini bagaikan burung………
                Dari sesuatu yang berdetak
                Namun hilang satu datang yang lainnya
                Kemanakah kaki ini kan melangkah
                Adakah sinar kan kutemkan di sana
                Datang menyapa dengan ramah tamah
                Karna kuasa-Mu yang tak terelak
                Misteri yan belum terungkap
                Bagaikan batu karang menatap matahari menanti sinar
                Hanya cita sebagai pengikat
                Adakah Tuhan berkehendak……………….. harapan…………



                                                               





       Derita

Nanar aku gila,hilang rasa hilang tawa
Layu hingga mengering hilang atap hilang tongkat
Rapuh hingga patah……….
Sinar dimanakah engkau
Kapankah engkau datang menyapa ku
Tidakkah engkau lihat hari sudah petang
Dimana matahati berganti bulan
Sampai kapankah pohon harus menanti waktu
Tiadakah rasa simpati padaku
Setiap malam bintang menertawakan,hujanpun turun untuk meledek
Puaskah  engkau menghampiri selalu
Apakah engkau jatuh hati? Karna aku berhati…
Katakanlah apa maumu apa maksudmu
Membayangi dan menatapku
Apakah engkau merasa bahagia
Melihat aku hilang akal
Tiadakah yang lain untuk merasakan
Pergilah jauh dariku wahai DERITA!


    BY: Kafka  RNT