Liku Aktivis
Hari demi hari,bulan berganti, tahun demi tahunpun berlalu .Tak terasa lamanya menjalani hidup dimuka bumi begitu menyita perjalanan yang sangat panjang. Tersadar diri mulai beranjak dewasa jadwal aktivitas yang begitu padat melenakan anak adam dalam menunaikan Sunnah Rabbnya. Bening itulah sapaan akrab yang sering dilontarkan saudara-saudaranya,nama yang langka namun menuntun anak suku jawa. Ketika seorang aktivis tersadar akan usianya yang sudah cukup usia ,barulah ia mulai berfikir untuk membina rumah tangga dan berada dalam sebidang penantian. Mutarobby berhamburan menyapa para murobby untuk menyampaikan niat dan kesiapannya . SubhanAllah semangat menunaikan Sunnah RasulNya patut kita acungin jempol,”ya” seorang aktivis yang tersentuh hatinya.
Gemuruh hati seorang bening mulai memuncak, bukan saja karena sang sahabat karib mulai hilang satu persatu beralih pada pangkat umahat, tetapi karena pertanyaan demi pertanyaan yang berhamburan ketika bening berkumpul pada sepak terjangnya dalam dunia dakwah” kapan walimah ukhti? “ Pertanyaan yang bisa dianggap pertanyaan yang menandakan saying, bisa juga penyindiran .”ya” tergantung pada individu yang meresponya. Namun pertanyaan ini acapkali membuat hati seorang bening gunda dan diam seribu basa. Kata yang terlontarpun tidak lebih hanya sebagai penghibur hati.Di balik jiwanya yang terlihat tegar tersimpan rapuhnya hati yang terdalam. Kehilangan sahabat karib dalam pangkat akhwat membuat seorang bening lebih bersandar pada Sang kekasih Allah. Rasa malu untuk berbagi selain pada Sang kekasih Allahpun semakin memuncak dan kini hanya tinggal kekasihku Allah,” ya” Dialah tempat bersandar yang begitu kokoh “ Allah “.
Satu demi satu dapat teratasi ,rasa gundahpun sedikit berlalu dalam hati sorang bening. Namun hilang yang satu, datang yang lainnya begitulah tiada putusnya.” Ya “ mungkin inilah seni kehidupan yang ada di dunia” kata pemahaman inilah yang selalu menjadi penolong hati seorang Bening saat mulai lelah mengatasi kemeluh hidup.Bukan saja itu, namun keyakinan akan cinta dari Sang kekasih Allah membuatnya bangkit dan semangat kembali “ Keep Spirit” kata yang selalu ada dalam setiap langkah.
“Assalamualikum ukhti “( dipagi yang cerah seorang sahabat menyapa). “wa’alaikumussalam sambut seorang Bening dengan senyuman yang manis. Singkat kata dari salam pun berahir dengan berita yang menghebohkan seluruh penghuni kantor ,karena berita yang diterima adalah berita bahagia berwarna heran.. “ya “ lagi-lagi berita tentang hijrahnya sang akhwat menjadi umahat. Kali ini berita yang diterima bukan saja menjadi berita bahagia ,namun berita ini menjadi suatu berita yang mengangkat sejarah kesiqohan seorang akhwat. Seperti yang biasa kita dengar ,bahwasannya ketika seseorang mulai lelah dan berhenti dalam suatu ikhtiar, ternyata pada saat itulah ikhtiarnya akan berhasil. Ternyata banyak orang yang berhenti diujung kesuksesan yang akan menyapa.
Belajar dari pengalaman dan lingkungan yang ada. Kata itulah yang terlontar dari seorang Bening dalam setiap desa nafasnya. Hati yang gundah ,kecemasan akan hadirnya seorang insan , dalam hati seorang Beningpun perlahan menipis. Tersadar akan kisah nyata para sahabat yang terseok dalam kebimbangan melewati keluh. “Astaghfirullahal adzim” kata inipun menjadi hiasan bibir seorang Bening. Singkat kata dalam jiwa seorang Bening berucap “ mungkinkah memang ana harus bersabar lebih lama lagi Ya Rabb?? Mungkinkah memang ana belum siap menjalani keputusanMu Ya Rabb?? Melihat sang pehijrah akhwat menjadi umahat yang tidak terduga. Ternyata jodoh mereka adalah orang yang selama ini didepan mata,belum tertarbiyah dan lebih mencengangkan lagi ia adalah orang yang selama ini kita anggap tidak sehaluan dengan kita. “Ah ..” lelah rasa hati berfikir .Dan kini semua yang terjadi pada sang sahabat yang berhijrah menjadi umahat,akan menjadi inspirasi dan pelajaran yang menuntun seorang Bening menata hati menjalani hari esok dalam sebidang penantian . Bersambung …………..!!!